Minggu, 01 Februari 2015

Pedoman Penyimpanan Zat Kimia di Laboratorium Untuk Kesehatan dan Keamanan

Manajemen Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalalm proses belajar mengajar, sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus mempunyai siaft yang nyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya selaha kebutuhan atau keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya atau mudah di akses bila digunakan. Sedangkan laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material berbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan kemanannya. Bahan kimia merupakan materi belajar yang harus ada dalam laboratorium kimia. Pada dasarnya semua bahan kimia beracun, namun apabila dikelola dengan baik maka dan benar maka tingkat bahaya sebagai bahan beracun dapat ditanggulangi atau dikurangi, sehingga dibutuhkan suatu pengelolaan dan penyimpanan zat kimia yang benar dan tepat.

Kegiatan pengelolaan bahan kimia di laboratorium meliputi beberapa tahapan atau langkah, yaitu :

- Strategi Pengemasan dan Penempatan

- Administrasi dan pencatatan penggunaan bahan

- Peraturan Bahan Dalam Lemari atau Rak

- Pengelompokan menurut jenis bahan

- Kondisi tempat penyimpanan

- Pengelolaan bahan Buangan

1. Strategi pengemasan dan penempatan
Ada beberapa jenis kemasan atau botol yang dapat digunakan untuk mengemas bahan kimia, misalnya botol plastik, botol berwarna coklat atau berwarna putih. Botol plastik hanya bisa digunakan untuk bahan padat. Namun ada bahan cair yang memang sengaja harus di tempatkan dalam botol plastik berwarna hitam, misalnya H2O2. Penempatan  bahan-bahan kimia disusun secara alfabetik sehingga mudah untuk dicari bahkan orang lain yang pertama kali masuk ke laboratorium tersebut. Bahan-bahan yang berbahaya sebaiknya di letakkan dalam rak yang paling bawah, sehingga mudah untuk diambil. Semua bahan harus diberi lebel secara jelas. Untuk larutan sebaikknya dicantumkan pula tanggal pembuatannya, dengan demikian kita akan segera tahu larutan yang lebih lama dan itu yang digunakan terlebih dahulu.

2. Administrasi dan pencatatan penggunaan bahan  
Semua bahan harus mempunyai catatan yang rapi dan teliti. Inventaris bahan ini sangat berguna untuk merencanakan pembelian bahan yang akan diusulkan. Adanya pencatatan yang teratur juga dapat digunakan untuk merencakan anggaran diperlukan untuk mengadakan biaya yang kegiatan laboratorium

3. Pengaturan Bahan Dalam Lemari atau Rak
Bahan kimia yang disimpan dalam lemari sebaiknya diurutkan berdasarkan abjad dan digunakan nama yang seragam, misalnya natrium klorida, natrium sulfat, natrium tiosulfat. Jadi tidak perlu sampai ada dua istilah untuk satu jenis bahan yang sama. Hal ini dapat menyulitkan pengguna untuk mengambil bahan kimia tersebut. Sebaiknya untuk bahan yang sama dibuat urut kedalam lemari bahan yang sudah dibuka segelnya diletakkan di bagian depan agar penggunaan atau pengambilan bahan terkontrol. Jadi kemasan yang terbuka untuk bahan yang sama cukup satu. Untuk menata dalam lemari, lebel diletakkan dibagian depan agar mudah terbaca untuk memudahkan pengambilan sebaiknya lemari dilengkapi dengan daftar atau skema tepat bahan diletakkan. Pintu lemari harus dapat dibuka dengan mudah.

4. Pengelompokan menurut jenis
Bahan kimia yang digunakan di laboratorium wujudnya bermacam-macam, yaitu gas, cair, dan padatan, demikian pula sifat fisiknya dalam menggunakannya. Contohnya seperti sublimat, sianida, arsen, dan senyawanya. Secara umum bahan kimia dapat dikelompokkan sebagai berikut :

- Sifat Racun

Bahan – bahan yang beracun diletakkan dikemas dalam kemasan bertanda khusus sehingga penggunaan langsung dan berhati-hati dalam menggunakannya. Setelah bahan ini dapat diletakkan dalam lemari yang khusus, sehingga tidak mudah di ambil oleh sembarang orang. Dalam laboratorium sebaiknya ditempel bagaimana menggunakan dengan benar bahan yang beracun, sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan

- Sifat Korosif

Bahan korosif sebaiknya diletakkan jauh dari alat-alat atau instrument, terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Penyimpanan bahan korosif yang benar adalah dalam lemari asam

- Wujudnya

Berdasarkan wujudnya bahan dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat, cair, dan gas. Penyimpanan yang baik adalah mengelompokkan menurut wujudnya.

- Mudah Tidaknya menguap

Bahan yang mudah menguap sebaiknya diletakkan dalam lemari asam, sehingga uapnya sehingga uapnya langsung keluar ruangan dan tidak menyebar kemana-mana

- Mudah Tidaknya terurai akibat cahaya langsung

Bahan yang mudah terurai bila kena cahaya harus dikemas dengan kemasan khusus (botol Hitam) dan diletakkan tersembunyi dari matahari atau cahaya

- Mudah Tidaknya terbakar

Bahan yang mudah terbakar harus diletakkan jauh dari sumber api atau panas

- Bahan Kimia reaktif terhadap air

Bahan ini juga harus jauh dari tempat berair, seperti logam Na, logam halida, asam sulfat.


5. Kondisi Tempat Penyimpanan
 
Tempat penyimpanan yang baik adalah ruangan khusus, tidak bercampur dengan tempat kegiatan praktikum berjalan. Kelembaban ruangan juga harus benar-benar diperhatikan untuk mencegah agar bahan tidak mudah rusak. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, tetapi tidak terlalu langsung atau banyak. Suhu ruangan juga tidak boleh terlalu panas, karena akan merusak beberapa bahan. Umumnya bahan kimia di simpan berdasarkan kelompoknya misalnya rak atau almari tempat penyimpanan bahan padat, cair, gas, dan bahan berbahaya. Untuk bahan padat yang tidak mudah meledak atau terbakar dapat diletakkan dalam almari tertutup sedangkan untuk bahan yang mudah terbakar atau meledak diletakkan dalam lemari terbuka yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Tujuan penyimpanan ini agar bila terjadi ketidakberesan dapat dengan mudah diketahui. Tempat penyimpanan bahan berwujud cair sebaiknya berada pada bagianbawah atau di dalam lemari asam, sedangkan untuk bahan yang tidak berbahaya dapat diletakkan dalam lemari tersendiri. Hal bertujuan agar bila terjadi kebocoran gas dapat langsung keluar melalui cerobong asap dari lemari asam, jadi tidak menyebar. Demikian pula bila cairan yang tercecer, maka membersihkannya dapat dengan mudah, karenanya lemari asam biasanya dilengkapi dengan air/kran.

Lemari untuk menyimpan bahan, terutama cairan sebaiknya dibuat terjangkau oleh tangan. Bila masih diperlukan alat bantu seperti tangga maka akan dapat mebahayakan pengambilnya. Lemari juga harus dibuat dari kayu yang tidak mudah lapuk atau dimakan rayap.

Lemari dapat juga terbuat dari beton yang dikeramik. Yang terpenting lemari harus kuat dan tidak mudah menyerap panas dari luar. Lemari yang terbuat dari besi sebaiknya dihindari untuk menyimpan bahan karena mudah korosi.

6. Pengelolaan Bahan Buangan  
Bahan buangan setelah selesai kegiatan praktikum juga dapat merupakan masalah penting bagi setiap laboratorium. Laboratorium yang baik umumnya dilengkapi dengan bak penampung limbah, dengan demikian pembuangan limbah menjadi terkontrol. Pembuangan limbah yang baik dipisahkan antara limbah padat, dan limbah cair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar